Interview

Beberapa hari yang lalu saya melakukan interview dengan pengamat senjata. Seorang mahasiswa ITS jurusan desain produk industry. Interviewnya mengenai senapan legendaries Kalashnikov AK-47. Berikut ini perbincangan kami :

David : “Selamat malam Pras, apa kabar?”

Pras : “Baik”

David : “Bagaimana, kamu masih hobi soal perbedilan?”

Pras : “Masih, apapun soal militer lah..”

David : “Mau tanya-tanya nih.. Kamu pasti tau senapan serbu AK-47 kan? Bagaimana pendapatmu tentang senapan itu?“

Pras : “Powerfull, legendaries, akurasi payah, jarak tembak kurrang jauh, banyak dimiliki teroris, mudah masuk pasar gelap, harga peluru paling murah, banyak varian dari berbagai Negara, rate of fire kurang, nggak gampang rusak dan tahan banting, kemasukan pasir nggak papa, kelindes truk nggak papa, tampilannya klasik”

David : “Wah panjang juga.. Ngomong-ngomong soal legendaries, kenapa kok AK-47 adalah senapan yang legendaries?”

Pras : “Karena terutama pada seri yang AK-47 (bukan AK-74), meskipun sudah tua tetapi kemampuannya sebagai senapan serbu masih diatas rata-rata kemampuan senapan serbu lain sehingga banyak diminati hingga sekarang”

David : “O.. gitu yah, lagi-lagi soal legendaries. Kabarnya AK-47 memiliki seteru dari blok yang berdeba yang sudah menyandang gelar legendaries juga yaitu M-16. Bagaimana pendapat kamu tentang M-16?”

Pras : “M-16 adalah produk saingan AK-47 di jamannya dan mungkin tetap menjadi saingan berat hingga sekarang. M-16 memiliki jarak tembak lebih jauh dari AK-47. Daya hantam pelurunya masih di bawah AK-47. Ketahanannya tidak sebaik AK-47. Peluru yang disemburkan hanya bisa mode tembakan “burst”.”

David : “Jadi begitu.. pertanyaan terakhir nih. Kalau kamu disuruh memilih antara AK-47 dan     M-16 dengan berbagai pertimbangan, kamu pilih mana?”

Pras : “AK-47 lah.. Penjelasannya udah tadi kan..”

David : “Oke deh, makasih atas waktunya Pras.. thanks ya”

Pras : “roger that”