Senapan-senapan masa kini umumnya menggunakan kaliber yang dulunya dianggap under-powered (5,56x45 mm) yang dianggap cukup untuk merobohkan lawan dengan sekali tarik pelatuk. Anggapan tersebut ada benarnya, toh dengan kaliber kecil yang ringan pasukan jadi dapat membawa cadangan peluru lebih banyak untuk jaga-jaga. Dan lagi saat ini unit-unit infanteri kecil sudah didukung oleh peralatan canggih dan unit-unit bantuan yang letal sehingga tidak mengurangi daya gempur per regunya.
Pasukan infanteri saat ini tidak lagi perlu berjalan bermil-mil jauhnya untuk menuju sasaran seperti pada masa perang dunia I dan II, tetapi sudah didukung oleh unit pengangkut pasukan yang mobile dengan menggunakan kendaraan berpenggerak roda rantai yang bernama APC (Armoured Personal Carrier). Metode pengangkutan pasukan model begini menciptakan masalah baru. Tidak seperti truk terbuka yang lebih leluasa, APC menyuguhkan tempat yang sempit, pengap dan panas (meskipun memberikan proteksi maksimal). Keadaan begini tentu membuat prajurit mau tidak mau harus membawa peralatan dan persenjataan seperlunya. Maka para perancang senjata harus memutar otak untuk mencari solusinya. Dan lahirlah konsep "bullpup".
Bullpup adalah konsep baru senapan serbu infanteri. Kunci sukses bullpup yaitu mampu mereduksi dimensi senapan namun tidak mengurangi jarak tembaknya, yaitu peletakan ruang tembak dan magasin di belakang pelatuk, tidak seperti senapan pada umumnya. Panjang senapan bullpup rata-rata sekitar 75 cm, sedangkan senapan normal sekitar 95 cm. Senapan berkonfigurasi bullpup bukannya tidak punya "dosa". Namanya ciptaan manusia pasti punya kelemahan. Pada senapan bullpup lansiran Austria dan Inggris operator harus memencet tombol magasin di sebelah kanan senapan dengan tangan kiri. Hal ini tentu saja ribet dan membuang waktu. Tapi disamping itu saat ini pasar senapan serbu dibanjiri produk-produk bullpup! Bahkan pabrikan ternama (FN) juga ikut-ikutan "latah" membikin senapan bullpup. Inilah daftar para pendatang baru di pasar senapan serbu saat ini
Steyr AUG (Austria)
FAMAS (Prancis)
IMI Tar 21 Tavor (Israel)
SAR 21 (Singapura)
FN F-2000 (Belgia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar